EbookPenilaian

Penilaian Portofolio : Jenis dan Panduan Melaksanakan

Penilaian portofolio merupakan pendekatan yang relatif baru dan belum banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Penilaian portofolio dapat digunakan untuk tujuan formatif dan sumatif. Di beberapa negara, portofolio telah digunakan dalam dunia pendidikan secara luas, baik untuk penilaian di kelas, daerah, maupun untuk penilaian secara nasional.

Istilah portofolio pertama kali dipergunakan oleh kalangan fotografer dan seniman untuk menunjukkan hasil kerja dalam suatu periode waktu tertentu. Melalui portofolio seorang fotografer dapat menunjukkan prospektif pekerjaan kepada pelanggan dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang dimilikinya. Dalam dunia kerja, secara umum portofolio dimaknai sebagai suatu kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi tentang performa atau kemampuan individu. Dalam dunia pendidikan, portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa dari pengalaman belajarnya selama periode waktu tertentu.

Terdapat berbagai macam portofolio. Portofolio dapat berbeda dari segi isi, apakah seluruh hasil kerja siswa ataukah hasil kerja tertentu saja. Selain itu, portofolio dapat berbeda dari segi fungsi, apakah untuk penilaian formatif atau sumatif. Untuk penilaian formatif atau diagnostik, pada umumnya hasil kerja yang dimasukkan semua hasil kerja siswa baik yang masih berupa draf atau setengah jadi maupun hasil akhir. Untuk sumatif, tidak semua hasil dimasukkan, hasil kerja yang relevan untuk penilaian saja yang dimasukkan dalam portofolio.

Sesuai dengan fungsinya portofolio juga berbeda dari segi penilaiannya. Untuk fungsi formatif atau diagnostik, portofolio disusun untuk memperoleh informasi mengenai kelebihan dan kekurangan siswa, memperoleh gambaran perkembangan siswa pada satu periode tertentu, menjadi alat refleksi siswa dan sebagai dasar pemberian umpan balik oleh guru. Oleh karena itu untuk fungsi formatif, kriteria penilaian tidak perlu didefinisikan secara ketat karena fungsinya untuk melihat perkembangan capaian siswa dibandingkan dengan target kompetensi pada kurun waktu tertentu. Penilaian dengan fungsi sumatif bertujuan untuk memberi nilai atas capaian hasil kerja siswa, seringkali hasil penilaian sumatif dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang mempunyai dampak langsung kepada siswa, seperti sebagai dasar penentuan kelulusan atau alat seleksi. Untuk penilaian sumatif, terutama yang bersifat high stakes, validitas dan reliabilitas atau konsistensi penilaian merupakan hal penting. Oleh karena itu kriteria penilaian yang eksplisit dan jelas menjadi hal yang penting.

Secara umum portofolio dapat dibedakan menjadi lima bentuk, yaitu portofolio ideal (ideal portfolio), portofolio pilihan (show portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), portofolio evaluasi (evaluation portfolio), dan portofolio kelas (classroom portfolio) (Nitko, 2000). Sedangkan Fosters dan Masters (1996) membedakan penilaian portofolio kedalam tiga kelompok, yaitu: portofolio kerja (working portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), dan portofolio pilihan (show portfolio).

Bentuk portofolio tersebut memiliki deskripsi dan penekanan yang berbeda satu sama lain. Dalam buku ini, portofolio yang akan dibahas adalah tiga macam portofolio, yaitu: portofolio kerja, portofolio dokumentasi, dan portofolio pilihan.

Hasil belajar siswa yang dapat tercakup dalam portofolio sangat luas, meliputi antara lain:

  1. perkembangan pemahaman siswa pada periode waktu tertentu (misalnya portofolio yang meliputi kerangka awal, draf kasar, kritik struktur, dan finalisasi tulisan);
  2. pemahaman dari banyak konsep dan topik yang diberikan (misalnya portofolio meliputi beberapa tulisan pendek, uraian singkat);
  3. mendemonstrasikan perbedaan bakat (misalnya portofolio meliputi hasil ilustrasi kemampuan menulis, kombinasi cetak, dan bukan cetak);
  4. kemampuan untuk menunjukkan pekerjaan yang original (misalnya portofolio meliputi hasil produksi artistik/estetik seperti sajak, musik, gambar, rencana pelajaran, videotape);
  5. kegiatan selama periode waktu tertentu dan rangkuman arti dari kegiatan tersebut (misalnya portofolio meliputi hasil kegiatan selama internsip atau proyek riset dengan menyesuaikan kategori yang ada, catatan harian, jurnal);
  6. kemampuan untuk menampilkan dalam suatu variasi konteks tempat tertentu;
  7. kemampuan untuk mengintegrasikan teori dan praktek;
  8. refleksi nilai-nilai individu, pandangan dunia baru atau orientasi filosofi.

Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan siswa, tetapi juga merupakan sumber informasi untuk guru dan siswa. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan kompetensi siswa. Portofolio memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan siswa, sehingga guru dan siswa berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.

Tujuan portofolio ditetapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian di kelas, portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain:

  1. mengetahui perkembangan yang dialami siswa;
  2. mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung;
  3. memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik;
  4. merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan ekperimentasi;
  5. meningkatkan efektifitas proses pembelajaran;
  6. bertukar informasi dengan orang tua/wali siswa dan guru lain;
  7. membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa;
  8. meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri; dan
  9. membantu siswa dalam merumuskan tujuan.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan sebagai pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:

  1. Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa
    Dalam proses penilaian portofolio guru dan siswa harus memiliki rasa saling mempercayai. Mereka harus merasa sebagai pihak-pihak yang saling memerlukan, dan memiliki semangat untuk saling membantu. Oleh karena itu, mereka harus saling terbuka dan jujur satu sama lain. Dengan demikian, akan terwujud hubungan yang wajar dan alami, yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung dengan baik.
  2. Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa
    Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu dijaga dengan baik, tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan. Pelanggaran terhadap norma ini, selain menyangkut etika, juga dapat memberi dampak negatif kepada proses pendidikan anak/siswa.
  3. Milik bersama (joint ownership) antara siswa dan guru
    Guru dan siswa perlu merasa memiliki bersama berkas portofolio. Oleh karena itu, guru dan siswa perlu menyepakati bersama di mana hasil karya yang telah dihasilkan siswa akan disimpan, dan bahan-bahan baru yang akan dimasukkan. Dengan demikian siswa akan merasa memiliki terhadap hasil kerjanya, dan akhirnya akan tumbuh rasa tanggung jawab pada dirinya.
  4. Kepuasan (satisfaction). Hasil kerja portofolio seyogyanya berisi keterangan-keterangan dan/atau bukti-bukti yang memuaskan bagi guru dan siswa. Portofolio hendaknya juga merupakan bukti prestasi cemerlang siswa dan keberhasilan pembinaan guru.
  5. Kesesuaian (relevance)
    Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam kurikulum.
  6. Penilaian proses dan hasil
    Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian siswa (anecdot) mengenai sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran dan sebagainya. Aspek lain dari penilaian portofolio adalah penilaian hasil, yaitu menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.

Sebagian mempertanyakan mengapa harus digunakan penilaian portofolio. Apakah tidak cukup hanya dengan menggunakan tes? Ada beberapa perbedaan esensial antara portofolio dengan tes. Perbedaan antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi, sebagai berikut.

Tes

  • Menilai siswa berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas
  • Yang menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas.
  • Menilai semua siswa dengan menggunakan satu kriteria.
  • Proses penilaian tidak kolaboratif (tidak ada kerja sama terutama antara guru, siswa, dan orang tua).
  • Penilaian diri oleh siswa bukan merupakan suatu tujuan.
  • Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya pencapaian.
  • Terpisah antara kegiatan pembelajaran dan testing.

Portofolio

  • Dapat menilai siswa berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai.
  • Siswa turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran.
  • Menilai setiap siswa berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan mempertimbangkan juga faktor perbedaan individual.
  • Mewujudkan proses penilaian yang kolaboratif.
  • Siswa menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.
  • Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha, dan pencapaian.
  • Terkait erat antara kegiatan penilaian dan pembelajaran.

Penilaian Portofolio Kerja

Portofolio kerja (working portfolio) merupakan semua koleksi hasil kerja pada suatu mata pelajaran atau kompetensi pada periode waktu tertentu. Untuk seniman seperti pelukis atau fotografer, portofolio kerja meliputi misalnya sketsa, catatan, draf setengah jadi, dan produk/lukisan yang telah jadi. Pada dunia pendidikan portofolio kerja siswa pada kompetensi menulis misalnya meliputi semua tulisan siswa baik yang berupa catatan, draf awal, draf setengah jadi, draf sebelum final dan tulisan akhir. Portofolio kerja siswa untuk kompetensi Matematika kelas VII misalnya dapat berupa hasil ulangan atau kuis, laporan suatu tugas, refleksi atau hasil penilaian diri siswa, dan jurnal atau catatan harian siswa.

Portofolio kerja mempunyai fungsi formatif dan diagnostik. Untuk siswa portofolio kerja sebagai bahan refleksi siswa; untuk guru sebagai masukan guru untuk membantu siswa mengidentifikasi kelemahan, kelebihan, dan merancang strategi untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.

Keberhasilan portofolio kerja bergantung pada kemampuan untuk merefleksikan dan mendokumentasikan kemajuan dalam proses belajar mengajar baik dari sudut pandang siswa maupun sudut pandang guru. Portofolio kerja harus memungkinkan siswa untuk melakukan “refleksi diri”, yaitu siswa mampu belajar tentang diri mereka sendiri sebagai pemikir, dan mengembangkan kemampuannya dalam hal-hal khusus. Portofolio kerja memungkinkan siswa untuk melihat dan mengevaluasi langsung perkembangan yang terjadi pada siswa, dan juga untuk melihat keefektifan proses belajar mengajar yang ia lakukan. Portofolio kerja yang baik akan menunjukkan pencapaian program pengajaran yang optimum selain juga dapat merupakan masukan bagi guru. Portofolio kerja merupakan hal yang utama dalam kurikulum dan merupakan alat untuk penilaian formatif.

Kerjasama yang efektif antara guru dan siswa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam portofolio kerja. Guru harus meyakinkan siswa bahwa apa yang dilakukan siswa harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga perkembangan siswa dapat dipantau dari waktu ke waktu. Hal yang paling penting adalah untuk menemukan sesuatu yang seimbang antara siswa dan guru untuk mengontrol isi portofolio.

Portofolio kerja sebagai bahan refleksi siswa dan masukan guru mempunyai beberapa keuntungan.

Bagi siswa:

  • mengendalikan pekerjaannya;
  • merasa bangga atas pekerjaannya;
  • merefleksikan strategi;
  • merancang tujuan; dan
  • memantau perkembangan.

Bagi guru:

  • kesempatan untuk memikirkan kembali arti suatu hasil pekerjaan;
  • meningkatkan motivasi mengajar; dan
  • memperbaiki proses pembelajaran.

Isi Portofolio

Bahan yang dimasukkan dalam portofolio kerja sebaiknya merupakan inisiatif siswa dan dimonitor oleh guru. Siswa memilih koleksi yang dianggapnya sesuai untuk dimasukkan dalam portofolio, namun guru perlu memastikan bahwa koleksi atau bahan tersebut relevan untuk kompetensi yang menjadi fokus portofolio dan memadai untuk dapat menunjukkan perkembangan kompetensi tersebut.

Portofolio kerja dapat terdiri dari: 1) pengantar, 2) daftar isi, 3) hasil penilaian diri atau refleksi, dan 4) jurnal atau catatan harian atau berkala siswa tentang suatu topik.

Pengantar atau overview tentang portofolio mereka dan komentar terhadap hasil karya yang terpilih. Hal ini akan menolong siswa untuk lebih memfokuskan pada pikirannya. Daftar isi juga berguna untuk membantu siswa dalam merefleksikan materi pada hasil kerja yang dipilih.

Siswa juga perlu dilatih untuk melakukan penilaian diri. Pada portofolio kerja ini siswa diminta menilai hasil kerja mereka; bila belum mencapai target, juga diminta berpikir strategi apa yang harus dilakukan untuk mencapai. Kemampuan untuk berpikir, menilai, dan menemukan strategi merupakan kemampuan yang diperlukan dalam kehidupan dan menjadi modal untuk menjadi pembelajar mandiri.

Jurnal atau catatan siswa pada suatu topik memberi info kepada guru bagaimana sikap dan pemahaman siswa terhadap suatu topik. Ketika menulis siswa juga sekaligus dapat melakukan refleksi terhadap pemahamannya pada topik tersebut.

Proses pengumpulan bahan, refleksi dan diskusi tidak selalu menjamin kualitas portofolio yang dihasilkan. Portofolio kerja menolong guru untuk secara terus menerus, melakukan penilaian informal tentang kemajuan belajar siswa. Namun hal tersebut bergantung kepada kualitas isi portofolio yang menggambarkan hasil belajar. Karena itu tantangan untuk guru adalah bagaimana mengembangkan portofolio kerja yang menyajikan hasil kerja tentang hasil belajar yang relevan, untuk mengembangkan kegiatan belajar (kelas) yang didefinisikan secara luas yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan mereka secara optimum. Selain itu, portofolio kerja yang dihasilkan hendaknya memungkinkan siswa untuk memiliki jumlah tugas yang memadai untuk memantau perkembangan kemampuan dirinya.

Setelah ditentukan dan dipastikan bahwa setiap siswa telah membuat dan memilih berkas portofolio, selanjutnya perlu ditentukan cara mengumpulkan dan menyusunnya dalam berkas portofolio yang telah disediakan, kemudian menentukan dimana dan bagaimana menyimpannya. Portofolio juga dapat disimpan dalam bentuk digital, yang dikenal sebagai e-portfolio.

Waktu pengumpulan bahan perlu juga ditentukan dengan jelas, kapan dimulai, dan kapan berakhir. Sepanjang waktu tersebut siswa diminta untuk mengumpulkan bahan yang dapat diperolehnya secara terus menerus. Hasil kerja siswa atau bahan yang diperolehnya perlu diberi keterangan tentang waktu dan tanggalnya. Hal ini penting, supaya perkembangan yang dicapai siswa dari waktu ke waktu dapat teramati dengan baik.

Penggunaan penilaian portofolio dapat menjamin mutu pendidikan apabila dapat dirumuskan kriteria yang jelas tentang proses dan hasil yang ingin dicapai. Oleh karena itu, guru perlu merumuskan kriteria yang jelas, baik berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil yang diharapkan dapat dicapai.

Berhubungan dengan proses misalnya guru dapat menentukan dengan jelas: apa saja yang perlu dilakukan oleh siswa, bagaimana melakukannya, berapa lama waktu yang diperlukan prasyarat apa saja yang perlu dimiliki, sarana dan prasarana apa saja yang harus digunakan, dan sebagainya, semuanya harus mengarah kepada pencapaian tujuan.

Hal yang paling utama dalam portofolio kerja adalah adanya pertemuan antara guru dan siswa. Guru diharapkan dapat mengadakan pertemuan portofolio secara teratur dengan setiap siswa, sekurang-kurangnya dua atau tiga kali selama satu semester. Pertemuan tersebut untuk mendiskusikan tentang berbagai hal berhubungan dengan bahan-bahan yang telah dikumpulkan oleh masing-masing siswa dan apa saja yang dapat dipelajari dalam proses yang dijalani oleh siswa. Dengan pertemuan ini guru dapat bersama-sama melihat perkembangan siswa dan memberikan masukan kepada siswa apabila dipandang perlu. Selama pertemuan guru memberikan perhatian penuh pada pemilihan hasil kerja siswa.

Guru perlu memperhatikan kemampuan dan proses belajar siswa. Siswa perlu dimotivasi tentang apa yang harus mereka lakukan. Pertemuan portofolio memungkinkan untuk merancang prioritas tujuan. Apa yang harus dilakukan kemudian, apa yang harus dipelajari kemudian? Jawabannya mungkin sangat sederhana seperti membaca buku atau belajar menulis puisi.

Guru perlu menyiapkan satu buku khusus untuk membuat berbagai catatan portofolio. Dalam buku tersebut dicatat berbagai informasi, misal identitas setiap siswa dan perkembangan yang dialami oleh setiap siswa. Informasi yang dimaksud adalah informasi yang:

  • Diperoleh dalam pertemua portofolio
  • Catatan-catatan khusus berkaitan dengan siswa dalam waktu tertentu (satu tahun misalnya)
  • Informasi diagnostik, dan
  • Berbagai informasi lain yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang dialami siswa serta perkembangan pencapaiannya.

Informasi tersebut sangat bermanfaat bagi guru dalam mengambil keputusan-keputusannya yang berhubungan dengan kurikulum, pengajaran, pembuatan evaluasi, dan pembuatan laporan kepada orang tua/wali siswa.

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian portofolio adalah perlu dilibatkannya orang tua/wali siswa.

Penilaian portofolio tidak hanya dititikberatkan pada akhir pencapaian dari bahan-bahan yang dikumpulkan, tetapi juga perlu diperhatikan proses perkembangan yang dialami dan usaha yang dilakukan oleh masing-masing siswa. Oleh karena itu, mungkin saja terjadi hasil pencapaian akhir yang sama, namun nilainya berbeda, karena usaha yang dilakukan atau proses perkembangan yang dialami oleh setiap siswa berbeda.

Pada akhir tahun pelajaran diadakan pertemuan dengan orang tua/wali siswa. Pada kesempatan tersebut orang tua/wali siswa dapat melihat dan berkomunikasi tentang informasi yang tersedia dalam berkas portofolio anak mereka. Orang tua juga perlu dimintakan tanggapan mereka terhadap informasi yang diperoleh dari berkas portofolio tersebut. Kegiatan ini juga dipandang sangat penting, dalam rangka melibatkan partisipasi orang tua untuk meningkatkan kerjasama antara sekolah dan orang tua.

Secara teratur misalnya satu atau dua minggu sekali siswa dapat diberi kesempatan untuk saling bertukar berkas portofolio dengan kawan sekelas selama kurang lebih, misalnya, lima sampai sepuluh menit. Siswa diberi kesempatan untuk saling melihat dan menuliskan catatan positif atau saran konstruktif apabila menurut mereka memang perlu dimasukkan tanggapan positif dan saran konstruktif tersebut. Hal ini merupakan salah satu hal yang positif dalam rangka mengembangkan pendapat siswa terhadap hasil karya orang lain.

Ada beberapa hambatan dalam penilaian portofolio di sekolah. Hambatan-hambatan tersebut dapat terjadi dalam kondisi-kondisi, antara lain sebagai berikut:

  • Apabila guru memiliki kecenderungan untuk memperlihatkan hanya pencapaian akhir. Jika hal ini terjadi, berarti proses tidak mendapat perhatian sewajarnya. Dengan demikian, siswapun akan hanya berorientasi pada pencapaian akhir semata dengan kecenderungan melakukan berbagai upaya dan strategi, dan bahkan mungkin dengan menghalalkan segala cara. Dengan demikian, penggunaan portofolio dalam hal ini tidak dapat mengubah sikap dan perilaku siswa, yang sebenarnya diharapkan dapat terjadi dengan menjalani dan mengalami proses pembelajarannya.
  • Apabila guru dan siswa terjebak dalam suasana hubungan top-down, maka inisiatif dan kreativitas siswa akan hilang. Pada akhirnya siswa hanya menjadi manusia penurut dan mengikuti perintah. Suasana pembelajaran akan tidak bergairah. Segala sesuatu yang berlangsung dalam kelas akan sangat bergantung kepada guru. Pada akhirnya, pendidikan sekolah hanya akan menghasilkan manusia-manusia pasif, yang tidak memiliki inisiatif dan kreativitas.
  • Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail, dapat juga menjebak. Siswa akan terjerumus ke dalam suasana yang kaku dan mematikan, yang pada akibatnya juga akan mematikan kreativitas.
  • Menyita waktu dan memerlukan tempat penyimpanan berkas yang memadai, bila jumlah siswa cukup besar.

Oleh karena itu, guru perlu mewaspadai beberapa hambatan tersebut. Apabila kondisi ini dapat diwaspadai dan dihindari, maka penggunaan penilaian portofolio akan bermanfaat sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Portopolio Dokumentasi

Portofolio dokumentasi (documentary portfolio) adalah koleksi hasil kerja siswa pada suatu mata pelajaran pada satu periode waktu tertentu, yang khusus digunakan untuk penilaian. Tidak seperti portofolio kerja yang berisi semua hasil kerja, baik yang setengah jadi maupun sudah jadi; portofolio dokumentasi hanya berisi hasil kerja pilihan terbaik yang diajukan untuk dinilai.

Portofolio dokumentasi tidak hanya berisi produk hasil kerja siswa, tetapi juga memuat informasi mengenai proses dalam menghasilkan produk tersebut. Portofolio dokumentasi untuk menulis bahasa Inggris misalnya, berisi hasil akhir tulisan siswa dan juga draf serta komentar siswa dalam proses menghasilkan tulisan tersebut. Draf dan komentar pilihan siswa untuk memberikan bukti proses yang dilalui siswa dalam menghasilkan karya tersebut. Dengan ini, guru dapat menilai seberapa baik siswa dalam merencanakan, menulis, dan melakukan refleksi.

Bila target kompetensi bersifat sangat luas, maka hasil kerja yang diperlukan sebagai bukti juga sangat luas. Sebagai contoh, target kompetensi yang mencakup tidak hanya keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga sikap atau aspek non-kognitif siswa, maka portofolio dokumentasi juga perlu memuat bukti perilaku dan usaha siswa seperti inisiatif, kerjasama, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan partisipasi dalam kegiatan di kelas.

Portofolio dokumentasi dapat berfungsi sebagai penilaian sumatif sekaligus formatif. Berfungsi sebagai sumatif dalam arti menunjukkan hasil atau capaian siswa pada suatu mata pelajaran atau kompetensi tertentu. Berfungsi sebagai formatif dalam arti hasil penilaian portofolio dokumentasi yang memberi informasi mengenai capaian siswa digunakan oleh guru untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Sebagai contoh portofolio dokumentasi seorang siswa pada Matematika, yang menunjukkan kekuatan siswa, misalnya dalam menghitung dan juga kelemahan siswa misalnya pada penyelesaian masalah Matematika dalam bentuk cerita, dapat ditindaklanjuti dengan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

Kegunaan portofolio dokumentasi sebagai sumber bukti capaian siswa pada suatu mata pelajaran tergantung pada sejauh mana isi portofolio merepresentasikan ketercapaian tujuan pembelajaran, dan sejauh mana isi portofolio menunjukkan kekuatan dan kelemahan siswa pada mata pelajaran tersebut. Untuk itu beberapa hal perlu mendapat perhatian dalam pengembangan portofolio dokumentasi.

Isi portofolio dokumentasi hendaknya memuat bukti ketercapaian target kompetensi. Untuk ini maka aktivitas pembelajaran di kelas hendaknya sejalan dengan kompetensi yang akan dicapai. Sebagai contoh bila kompetensi yang menjadi target adalah kemampuan menyelesaikan masalah Matematika, tetapi aktivitas pembelajaran di kelas hanya fokus pada melakukan perhitungan, maka sampel kerja siswa yang dimasukkan dalam portofolio tidak akan memberikan cukup bukti mengenai penyelesaian masalah.

Bila target kompetensi luas maka diperlukan bukti yang beragam yang mewakili kompetensi. Sebagai contoh untuk kompetensi Matematika kelas tertentu, bukti dapat berupa hasil penugasan, hasil tes, dan projek.

Bukti yang dimasukkan dalam portofolio hendaknya berasal dari tugas yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kekuatan dan kelemahan siswa; suatu tugas yang dapat menunjukkan tingkatan pengetahuan dan pemahaman. Sebagai contoh suatu tugas Matematika yang diberikan tidak hanya sejenis, seperti soal yang dapat diselesaikan langsung dengan menerapkan rumus. Siswa perlu juga diberi tugas yang bervariasi, misalnya dalam bentuk ilustrasi kasus, menggunakan berbagai jenis stimulus seperti teks, gambar, grafik, tabel.

Tujuan utama portofolio dokumentasi adalah untuk penilaian, oleh karena itu guru harus mampu menentukan hasil kerja siswa yang dipandang secara tepat merepresentasikan prestasi siswa. Namun dalam proses seleksi dianjurkan agar siswa memilih dan menyatukan semua pekerjaan mereka dalam dokumentasi portofolio. Siswa diminta untuk menulis pengantar yang menjelaskan alasan mereka memasukkan pilihan karya mereka. Guru kemudian dapat memasukkan tambahan hasil kerja siswa seperti hasil tes.

Partisipasi siswa dalam proses seleksi memberikan kesempatan kepada mereka untuk merefleksikan kerja mereka. Jika kriteria untuk portofolio dokumentasi telah disetujui bersama antara siswa dan guru, maka siswa telah terlibat dalam proses penilaian portofolio.

Portofolio dokumentasi berisi bukti hasil kerja siswa dengan berbagai metode asesmen. Portofolio tersebut dapat terdiri dari hasil tes tertulis, hasil penilaian praktik, dan tugas projek. Untuk menilai isi portofolio yang beragam ini kriteria yang digunakan juga dapat berbeda-beda. Sebagai contoh untuk portofolio musik misalnya terdiri dari hasil karya berupa komposisi ciptaan siswa dan sejumlah bukti performa siswa selama satu semester misal tulisan berupa kritik terhadap suatu karya, tes tertulis, penugasan lain. Untuk menilai komposisi ciptaan siswa, kriteria penilaian yang digunakan misalnya keaslian, kelengkapan komposisi, dan ketepatan notasi dalam komposisi. Namun untuk bukti performa siswa yang lain digunakan kriteria yang lain. Contoh lain untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, portofolio mungkin terdiri dari hasil tes tertulis, tulisan siswa dan video presentasi siswa. Kriteria penilaian berbeda perlu disiapkan untuk jenis karya berbeda.

Portofolio Pilihan

Portofolio pilihan (showcase fortfolio) digunakan untuk menunjukkan hasil terbaik yang dihasilkan oleh siswa pada suatu mata pelajaran atau kompetensi tertentu. Tidak seperti portofolio dokumentasi yang memuat bukti proses dalam menghasilkan produk, portofolio pilihan hanya berisi produk yang telah selesai. Portofolio pilihan tidak memuat bukti proses pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan produk.

Portofolio pilihan digunakan untuk tujuan sumatif seperti seleksi, sertifikasi, maupun penilaian kelas. Untuk portofolio yang digunakan pada konteks high stakes (mempunyai implikasi besar kepada siswa) isu validitas, termasuk isu keaslian, yaitu apakah hasil kerja yang ditampilkan memang benar hasil kerja siswa, perlu menjadi perhatian. Demikian pula isu reliabilitas, antara lain konsistensi antarpenilai menjadi penting.

Portofolio pilihan dirancang untuk menilai hasil kerja siswa yang terbaik dalam kompetensi tertentu. Kebermanfaatan portofolio pilihan untuk tujuan penilaian sumatif tergantung kepada dua hal: 1) relevansi isi portofolio dengan kompetensi yang diukur; 2) keaslian produk atau hasil kerja siswa

Agar penilaian memberi informasi yang valid maka isi portofolio hendaknya relevan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang dinilai. Sebagai contoh apabila suatu tugas portofolio dimaksudkan untuk menilai kompetensi Matematika, maka isi portofolio hendaknya tidak fokus mengukur kompetensi membaca.

Dalam menentukan hasil kerja apa yang masuk dalam portofolio pilihan hendaknya juga berdasar pertimbangan bahwa hasil kerja siswa tersebut menambah informasi tentang capaian siswa terhadap tujuan pembelajaran atau target kompetensi. Bila informasi mengenai capaian siswa sudah dapat diperoleh dari suatu hasil karya, memasukkan hasi karya sejenis tidak akan mempunyai nilai tambah.

Penilaian menjadi tidak bermakna apabila yang dinilai bukan hasil karya siswa yang menjadi target penilaian. Guru perlu memperhatikan apakah hasil pekerjaan itu merupakan karya sendiri atau kelompok? Apakah hasil tersebut secara signifikan merupakan hasil bantuan dari orang lain sehingga tidak menggambarkan prestasi atau kinerja siswa? Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk penilaian portofolio dengan tujuan sumatif karena nilai yang diberikan harusnya mencerminkan prestasi siswa, bukan hasil karya orang lain.

Untuk menjamin keaslian hasil kerja individual siswa, dapat dilakukan beberapa usaha seperti:

  • Siswa diminta menyimpan dokumentasi dari perkembangan tugas yang ditetapkan
  • Siswa diminta memberi pengakuan semua sumber yang digunakan, termasuk nama orang dan status yang memberikan bantuan beserta bentuk bantuan yang diberikan
  • Siswa menandatangani pernyataan karya yang diserahkan merupakan karya asli siswa.
  • Guru memonitor perkembangan tugas dengan melihat rancangan dan draf pekerjaan siswa.
  • Guru juga dapat meminta siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya mengenai tugas yang diserahkan.

Agar penilaian sumatif memberi informasi yang valid, penilaian yang dilakukan oleh penilai yang berbeda haruslah konsisten dan adil bagi setiap siswa. Untuk itu konsistensi antarpenilai diperlukan. Salah satu cara untuk meningkatkan konsistensi antarpenilai adalah merumuskan kriteria yang spesifik yang akan digunakan dalam penilaian portofolio.

Berikut kriteria penilaian yang diharapkan:

  1. Dikembangkan sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.
  2. Mencakup rentang kemampuan yang jelas mulai dari kemampuan yang kurang sampai kemampuan yang baik.
  3. Mudah dikomunikasikan kepada siswa, orang tua, atau pun pihak lain sehingga mereka dapat dengan mudah memahami kriteria yang dimaksud.
  4. Adil untuk siswa dari berbagai latar belakang.
  5. Dapat digunakan oleh siapa saja (guru yang berbeda) dan dapat menghasilkan pengertian yang sama untuk hasil kerja yang sama.

Merancang Penilaian Portofolio

Hal-hal yang perlu diperhatikan guru ketika merancang penilaian portofolio, yaitu tujuan, isi, pengelolaan, dan penilaian.

Bentuk portofolio termasuk isi dan siapa yang menentukan isi portofolio ditentukan oleh tujuan portofolio. Oleh karena itu guru perlu menentukan apa tujuan dari portofolio yang disusun: apakah untuk memantau proses (formatif) atau menilai capaian hasil belajar (sumatif) ataukah gabungan keduanya? Apabila tujuan portofolio untuk memantau proses dan terutama untuk mendorong siswa melakukan refleksi, maka portofolio kerja merupakan portofolio yang sesuai. Apabila portofolio untuk memantau perkembangan sekaligus menilai capaian hasil belajar siswa, maka portofolio dokumentasi merupakan pilihan yang sesuai. Apabila tujuan hanya untuk menilai hasil akhir terbaik siswa maka portofolio pilihan merupakan portofolio yang sesuai.

Untuk mencapai tujuan, isi portofolio hendaknya relevan dengan tujuan penilaian dan mencerminkan kompetensi yang dinilai. Untuk itu guru perlu mempertimbangkan beberapa hal:

  1. Jenis bukti atau bahan apa yang dimasukkan? Apakah penilaian diri (self assessment), hasil penyelesaian soal bentuk terbuka, karya tulis, hasil kerja dalam bentuk audio, dalam video, akan digunakan sebagai bagian penilaian portofolio? Apakah hasil kerja kelompok juga dapat dimasukkan?
  2. Seberapa banyak bukti yang dimasukkan? Apakah sebagian besar hasil kerja siswa atau hanya beberapa saja?

Siapa yang memilih isi portofolio? Apakah guru atau siswa atau keduanya bersama-sama? Untuk tujuan mendorong berkembangnya kemampuan melakukan penilaian diri dan refleksi, memberi kesempatan siswa untuk memilih merupakan langkah yang tepat. Guru kemudian dapat memberi masukan melalui proses diskusi. Melalui proses diskusi tersebut dapat dicapai kesepakatan bersama tentang bukti atau bahan yang perlu dikumpulkan, cara mengumpulkan, kriteria penilaian dan bobot penilaian bila diperlukan untuk masing-masing hasil kerja siswa tersebut. Hal ini penting supaya siswa mempunyai kesempatan untuk menyatakan kesulitan atau masalah yang mungkin mereka hadapi ketika mengumpulkan bahan-bahan tersebut. Namun yang lebih penting dari itu, proses pengambilan keputusan dengan diskusi semacam ini dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri siswa untuk bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bagaimana bentuk portofolio dan bagaimana pengelolaannya. Apakah isi portofolio disimpan dalam suatu folder di lemari kelas atau disimpan oleh siswa; atau dalam bentuk digital (e-portfolio)? Juga perlu dipertimbangkan siapa yang mempunyai akses terhadap portofolio tersebut?

Untuk dapat memberi informasi yang bermanfaat, penilaian yang dilakukan terhadap portofolio siswa perlu disesuaikan dengan tujuan atau bentuk portofolio. Untuk portofolio kerja yang bertujuan formatif atau diagnostik, penilaian yang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan siswa. Untuk keperluan ini penilaian diri, refleksi diri siswa penting, demikian pula diskusi guru dan siswa membahas kemajuan siswa. Penilaian yang dilakukan guru lebih kepada untuk dapat memberi masukan kepada siswa untuk mencapai tujuan atau penguasaan kompetensi.

Sementara untuk tujuan sumatif terutama high stakes misalnya hasil sertifikasi, seleksi, penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi yang valid mengenai capaian siswa, objektivitas hasil menjadi hal yang penting. Oleh karena itu kriteria penilaian atau cara penilaian perlu dijabarkan secara spesifik sehingga siswa paham apa yang ditutut dan penilaian dapat dilakukan secara konsisten.

Panduan Penilaian Portofolio bisa diunduh melalui link berikut : Unduh

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker